Seorang sarjana psikologi yang menggambar
Saya adalah seorang lulusan sarjana psikologi yang sekarang kehidupannya banyak dihabiskan dengan menggambar.
.
.
Sarjana psikologi, jadi tukang gambar?
Ga salah?
.
Menurut saya, TIDAK.
.
Karena saya memilih jurusan psikologi murni karena saya ingin belajar. Menambah wawasan, memerluas paradigma. Titik.
.
Perkara dari mana rejeki akan berasal, itu urusan Tuhan.
Dan sama sekali tidak selalu terkait dengan ijasah saya, apalagi kaitannya dengan universitas dulu tempat saya belajar.
.
.
Paradigma sempit bahwa pendidikan selalu dikaitkan dengan pemikiran dangkal sebatas duniawi, seperti karir, jabatan, duit, kekuasaan, dll seharusnya sudah tidak perlu dibudidayakan lagi. Karena akan membuat kita sulit melihat makna besaar, dari arti pendidikan itu sendiri.
.
.
"Lho, lantas ilmunya ngga kepake donk?"
.
Banyak orang berpendapat demikian.
.
"Ilmu ngga kepake itu dalam pengertian yang gimana sih?"
.
.
Apakah hanya sebatas ketika seorang sarjana psikologi yang kerja di klinik , menjadi HRD, atau guru BP, itulah yang dianggap bahwa, "ilmu nya kepake".
.
Yang padahal, bisa saja di dalam kehidupannya,
tiap hari berangkat pagi pulang malam, anak diasuh baby sister, nganter anak ke sekolah hampir ngga ada waktu, makan siang bareng anak se-pulang sekolah, hampir ngga pernah, dsb.
Apa yang seperti itu, arti dari "ilmunya kepake".
.
.
Pengertian ilmu itu saya pikir, luas sih" ya.
.
Ngga terpatok bahwa hanya sebatas "kerja sesuai ijazah", tapi lebih kepada bagaimana ilmu tersebut bisa memberikan paradigma baru shg mampu mencahayai kehidupan si penutut ilmu tsb.
.
.
Gitu sih, menurut saya mah. 😊☺
.
0 komentar:
Posting Komentar