Rabu, 12 Oktober 2016

Toko offline

Selalu senang sekaligus sakit hati, setiap ada teman-teman yang sudah mulai berani membuka toko offline mereka.
.
Bukan sakit hati, bermakna iri dengki.
Tapi bermakna sebuah pertanyaan miris di dalam hati, "aku kapan?".
.
Sebenarnya, Bukan tidak mungkin semua itu saya lakukan.
.
.
Garasi rumah saya cukup luas.
.
2 mobil bisa masuk (*bukan nyombong).

.
Asalkan bukan mobil tipe gedongan 😂😂😂 (*jadi , mobil2an maksud loe?).
.
.
Di dalamnya bisa saja dibuat toko offline dengan di cat sedikit, lalu di mural.
.
Tapi, di garasi tersebut masih terdapat barang dampak pindahan dari Bandung dan entah bakalan taruh di mana barang-barang tersebut, jika garasi tersebut di buat toko offline.
.
Mau di jual/dikasihkan orang, kok sayang. Kali aja nanti butuh. Tapi giliran,
Mau disimpen, tapi kok menuh2in pandangan.
(*bibit karakter "nyusuh" kata orang jawa 😂😂😂😂).
.
Alhasil, sampai sekarang Saya belum punya toko offline.
.
Padahal, seandainya saya buka, saya yakin pasti banyak penggunjung, walau mungkin posisi toko diluar jangkauan, karena tak berpengaruh dengan adanya promo lewat sosial media. Ya kan.
.
Lagipula barang saya unik dan khas (*penjual kudu pede lah ya...).
.
Dan tibalah sekarang, saya selalu bermata nanar setiap melihat teman-teman satu persatu, berani membuka toko offline.
.
But,
Congratulation to you guys....God luck.
.
Saya disini ikut bangga.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 dinART (dinar's ART) ^_^