Minggu, 16 Oktober 2016

Nikah mahal, Kata siapa? Kata gaya hidup

Saya Diundang dinikahan teman orang lain. Jauh hubungannya, tapi namanya rejeki, ngga bakalan ke mana. Ya kan (*rejeki anak sholeh),
.
yang mana si empunya hajat itu seorang yang kaya raya.
.
tempat nikahannya di hotel bintang 5.
Tapi, ternyata, resepsi pernikahannya sederhana.
.
keren menurut saya. Dan layak ditiru.
.
Karena sesungguhnya orang yang benar2 kaya, tidak bergaya sehedonis  orang2 yang baru kaya kemarin sore.
.
Berikut poin2 yang menurut saya keren, yang harus di share sebagai ilmu dan informasi bahwa nikah itu, ga' butuh banyak gaya. Yang penting, mental menjalani kehidupan rumah tanggga.

Poin tersebut adalah,
.
1. Tidak ada kuade (*panggung dimana, pengantin biasa di pajang, bersamaan dengan org tua kedua mempelai, lalu para undangan baris berbaris utk sekedar salaman dan berfoto). Pengantinnya bisa santai duduk dimana saja. Membaur dengan para undangan. Malah tak sungkan2 untuk menyalami dan menyapa, para undangan lebih dulu.
.
2. Tidak ada sovenir (*buah tangan yang diberikan kepada para undangan sebagai kenang2an). Karena kenangan itu sejatinya ada di dalam hati dan memory, bukan kebendaan.
.
3. Pasangan pengantin TIDAK menggunakan baju ala pengantin yang heboh , pun menggunakan dandan yang biasa saja, natural tapi elegan.
.
Asumsi masyarakat yang mengatakan bahwa, 
"nanti ngga' ada bedanya donk pengantin sama undangan",
.
....  itu hanya omong kosong semata, karena sejatinya posisi ini jelas tidak mungkin tertukar.
.
4. Tidak adanya seragam keluarga. (*baju bebas masing2 yang penting 1 tema, misal, = batik, atau warna putih semua, dll).
.
5. Tidak menerima kado/uang/hadiah dalam bentuk apapun. (*teruntuk para manusia yang menganggap "balik modal" itu penting, ... untuk poin ini, .... saya tidak menganjurkan untuk ditiru).
.
.
Semoga menginspirasi.
.
Karena hidup itu sederhana.
Yang mahal,  gaya hidup.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 dinART (dinar's ART) ^_^