Rabu, 12 Juli 2017

Sedih-bahagia bagai 2 sisi mata uang

Ada sebuah rumah yang selalu saya lewati.
.
Rumahnya besar, tingkat, rindang karena banyak pohon, semuanya berkeramik, garasinya besar dan mobilnya selalu gonta ganti.
.
Pemiliknya jelas orang kaya.
.
Ketika melewatinya, saya selalu bertanya dalam hati, "kapan ya saya bisa memiliki rumah seperti ini?".
Dan berujung terjawab sendiri, bahwa itu hanyalah angan-angan belaka.
.
Karena takdir Tuhan, tak sengaja saya kenal dengan pemilik rumah dan suatu hari, saya diajak main kerumahnya. "Makan kue", ajakannya.
.
Pertama kali masuk dari gerbang rumahnya, yang terlihat adalah garasinya yang bersih dan besar sampai ke belakang,...  sebesar rumah saya. 😂😂
.
"Wah, bisa dijadikan toko atau main tennis nih", pikir saya.
.
Di pekarangan rumahnya terdapat gazebo. Rumput-rumput pun terlihat rapi sekali ditengah bangunan rumahnya yang berkeramik. Jelas terlihat pembantunya tidak cukup 1 orang. 😂😂😂
.
Masuk dari pintu depan, saya masuk ke ruang tamu. Setelah ruang tamu terlihat ruang tengah yang luas sekali. Lebih luas dari ruang tamu.
.
Asumi saya, ruang tamu, untuk menerima tamu yang hubungannya kurang dekat, dan hanya sebentar. Sedangkan ruang tengah, untuk tamu yang hubungannya dekat, seperti sodara, dan bersandang dalam waktu agak lama.
.
Bukan hanya berkunjung 15 menitan seperti saya.
Yang hanya sekedar basa basi makan kue.
.
Jadi jelas, posisi saya hanya sampai ruang tamu. 😂
.
Di ruang tamu terdapat toples-toples kue, yang mengingatkan saya akan alm.nenek yang selalu menyediakan kue toples di rumah untuk jaga-jaga kalau-kalau ada tamu datang.
.
Ketika toples di buka, ada macam-macam jenis kue. Kue alm.nenek di rumahnya, jelas tidak semeriah ini, pikir saya.
.
Sambil sesekali ngobrol basa basi, saya memakan kue.
.
Mata saya sambil sedikit-sedikit (*supaya tidak kelihatan), melihat sekeliling rumah dari ruang tamu.
.
Di dekat ruang tamu, ada tangga ke atas.  Bersih. Dari keramik juga.
.
Tak sengaja, saya bertatapan dengan mata yang juga menatap saya dari atas. Nampak mengintip diam-diam.
.

Kurang begitu jelas, wajahnya seperti apa. Tapi jelas matanya sedang menatap saya.
.
Sekilas, wajahnya mirip anak-anak.
.
Seketika reflek saya, langsung tersenyum kepadanya.
*Ya sebagaimana kita bertemu dengan anak-anak yang menatap kita, bukan.
.
Dan ternyata diapun nampak tertarik karena respon saya, sehingga membuat ia jadi turun kebawah, perlahan-lahan.
.
Sampai di bawah, tak saya duga, ternyata anak tersebut adalah anak spesial. Anak berkebutuhan khusus. Wajahnya seperti anak down syndrome.
Entah berapa usianya, wajahnya putih. Namun perilakunya jelas tidak seperti orang biasa.
.
Dan ketika anak tersebut turun, pemilik seketika kelabakan. Seakan kaget melihat anak tersebut ada di situ dan kehadirannya nampak tak diinginkannya.
Tangannya menunjukkan, bahwa ia tidak boleh ke area ruang tamu.
.
Sekejap kemudian, dari atas, nampak ada seseorang membututi. Baby sisternya mungkin, pikir saya. Dan memegang dengan erat anak tersebut dan berusaha membawa nya kembali ke atas. Tapi sang anak menolak. Badannya tetap tak mau bergerak.
.
Akhirnya karena dalam kondisi "serba salah", saya pun bertanya, untuk sekedar basa basi kenalan,

"ini.......?"
Dengan nada bertanya, sambil menjulurkan tangan untuk kenalan.
.
pemilik rumah langsung tanggap, menjawab namun , belibet. 😂
.
Entah apa yang dikatannya sehingga saya sudah lupa.
.
Pokoknya dia semacam bilang, kalau anak tersebut adalah anaknya, atau anak adiknya atau malah adiknya sendiri, entahlah...saya lupa....
Intinya, seputaran itu...😂😂
.
Saya lupa.
.
Sikonnya langsung berubah.
Saya jadi serba tidak enak.
.
Karena sang anak tidak mau ke atas atas anjuran pemilik dan orang yang mmbututinya dari atas tadi, akhirnya pemilik rumah berkata,
.

"sudah. Sana...sana...jangan ke sini. Nanti orang-orang takut lihat kamu".
.
Jleb#
.
Oh begitu ternyata.
.
Asumsi saya, anak ini memang sengaja disembunyikan.
Mungkin malu, kalau orang lain mengetahui.
.
Saya hanya ber-Oooo panjang dalam hati.
.
Akhirnya sang anak menurut. Dan kembali ke atas dengan orang yang tadi membututinya dari atas.
Dan sang pemilik rumah, mengancurkan kita melanjutkan pembicaraan dan kegiatan yang tadi terhenti.
.
Tidak lama, saya disana.
Mungkin sekitar 15 menit saja, lalu pulang.
___________
Sepulang dari rumah tersebut, padangan saya terhadap rumah tersebut tidak lagi sama.
____________
Bahwa, benar.
Setiap rumah, memiliki ceritanya sendiri.
.
Tak saya sangka, rumah yang selama ini saya kagumi dari luar. Ternyata di dalamnya memiliki cerita tangis dan sedih yang tak semua orang tau.
.
Rumah yang tampak megah dari luar, Seindah apapun rumahnya, serapi apapun tatatanan tamannya, dan segonta ganti apapun mobilnya, didalamnya tak luput dari kisah sedihnya sendiri. 
.
Maka selalu ingat,
.
bahwa ketika kita sedih, kita tidak sedih sendirian.
Disetiap rumah, semua org pasti  mengalaminya dg level yang samaa namun dg situasi berbeda.
.
Jangan mudah iri dengan kehidupan orang lain hanya karena kita melihatnya dari luarnya saja.
Karena bisa jadi, kehidupan yang nampak indah tersebut menyimpan 1001 duka yang kita tidak pernah tau.
.
Takdir memang bukan kita yang tentukan.
Tapi , kita yang harus jalani dengan penuh kekuatan dan ketakwaan.
Dan biasanya, ... orang lain yang akan komentari 😂😂😂😂😂
(*hukum alamnya begitu)
(*garuk2tanah)
.
.

Semoga cerita ini bisa diambil pelajaran. Dan mampu menguatkan kita, dalam menjalani hari-hari , dengan tingkat sedih masing-masing.
.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 dinART (dinar's ART) ^_^