Rabu, 11 Oktober 2017

Hakikat pendidikan

Sering ditanya sarjana,
"Mbak, dari jurusan psikologi, kok sekarang menggambar, ilmu psikologinya ngga kepake donk"
.
Seolah, pengaplikasian ilmu psikologi hanya terbatas, pada kerja pagi pulang sore dari kantor dengan kualifikasi sarjana psikologi.


Tok!

cuma itu?

.


Kadang sudah capek buat njawab akhirnya cuma disenyumin miris aja.
.
Karena akhirnya tau, yang lulusan sarjana (*bahkan mgkn level S2 sekalipun), ternyata masih saja, tak tau hakikat pendidikan. 

.
Selain harus pergi pagi-pulang sore, sesuai pendidikan yang dijalani, untuk tujuan "dapat duit" balik modal biaya yang sdh terlanjur keluar, ketika kuliah. 

.

Apakah tujuan tertinggi dan paling mulia dari pendidikan adalah mencetak kuli berdasi??

yang cuma buat lulus dengan baik lalu baca kolom iklan lowongan pekerjaan dan banyak menyerbu jakarta untuk mencari kerja.??

Dimana semua eksistensi manusia direduksi jadi jumblah digit dalam slip gaji?

.

jika, ya. Maka,  anekdot itu benar, 

.
Bahwa,
"Bila ada guru abad 18-19 bisa datang dengan mesin waktu ke abad 21, maka guru itu pasti takjub bukan kepalang melihat canggihnya teknologi transportasi, teknologi informasi dan telekomunikasi juga megahnya gedung pencakar langit.
Namun mereka akan biasa saja apabila masuk ke ruang kelas di kebanyakan sekolah, karena pemandangannya masih sama dengan 200 tahun yang lalu"
.

.

0 komentar:

Posting Komentar

Copyright © 2015 dinART (dinar's ART) ^_^